Cupang Plakat Giant

Setelah kemunculan Cupang Plakat Halfmoon, Plakat Fancy dan Plakat Koi, kini hadir lagi jenis yang 'extra large' atau extra besar, yang dikenal dengan Giant Plakat atau Cupang Plakat Giant.
Cupang Plakat Giant sesuai dengan namanya 'Giant' atau 'raksasa', maka ukuran tubuhnya pun besar, dua kali lipat dari ukuran cupang pada umumnya.
Cupang Giant ini menjadi alternatif lain bagi peminat ikan cupang hias di Indonesia. Ikan ini masuk ke Indonesia pada tahun 2007.

Dengan pemeliharaan yang baik, ikan ini bisa tumbuh sepanjang 15 cm. Ukuran ini tentunya sangat besar untuk ukuran ikan cupang yang selama ini diketahui. Selain besar, tubuh ikan ini juga tebal apabila dilihat dari atas atau dari depan. 
Dengan tubuh yang besar otomatis gerakan cupang giant ini tidaklah seaktif cupang berukuran normal. Walau begitu ketika sedang melihat ikan sejenisnya ternyata ikan ini juga sangat agresif, membuka insang dengan gerakan siap menyerang memperlihatkan kemarahannya.

Cupang Plakat Giant, ditemukan dan dikembangkan pertamakali oleh Athapon (Uncle Sala) dan anaknya Natee. Mereka adalah pemilik Diamond Fish Farm di Thailand. Awalnya ketika sedang memperhatikan koleksi cupangnya di kolam pemeliharaan mereka, mereka menemukan seekor cupang plakat dengan panjang 10 cm, ketika itu juga timbul ide untuk mengembangkan cupang tersebut, mengawinkannya dengan betina yang berukuran besar juga demi tujuan mereka. Pada tahun 1999, mereka mulai mengembangbiakkan cupang besar tersebut. Pada tahun 2001 mereka pun mulai memasarkan dengan nama Giant Betta, yang kemudian dikenal dengan nama Giant Plakat Betta.
Setahun kemudian Giant Plakat Betta diikutsertakan dalam kontes cupang internasional IBC di Amerika Serikat. Hasilnya sesuai dengan harapan mereka, seekor Giant  Plakat Betta terjual dengan harga US$ 1000 di Aquabid.
Giant Plakat Betta di Indonesia lebih umum dikenal dengan nama Cupang Plakat Giant.

Pertumbuhan Cupang Plakat Giant dalam waktu 5 bulan bisa mencapai 7,5 cm. Dengan pemeliharaan yang baik serta kontinyu mungkin akan dapat dicapai panjang tubuh sekitar 12 cm atau lebih. Ukuran terbesar yang pernah ada sekitar 15 cm.

Gallery

Copper Giant


Red Dragon


Snow Giant


Monster Giant

Betta simorum

Klasifikasi
Ordo: Perciformes
Family: Osphronemidae
Genus: Betta
Species: Betta simorum  Tan & Nguyen, 1996

Penyebaran: Jambi, Riau dan Kalimantan Barat


Species Betta simorum, ditemukan di Sumatra (Jambi dan Riau) dan juga ditemukan di aliran sungai Kapuas di Kalimantan Barat.
Di daerah Jambi, species ini ditemukan di Rawa Rantau Panjang dan Pematang Lumut, sedangkan di Riau terbatas pada DAS Indragiri, yaitu di sungai Bengkwan.

Betta simorum hidup pada perairan hutan rawa gambut hutan dengan kondisi air berwarna gelap kehitaman, yang sedikit diterpa cahaya. Habitat biasanya ditutupi oleh daun-daun jatuh, cabang dan akar-akar pohon yang terendam.
Panjang tubuh normal sekitar 6 cm, panjang maksimal bisa mencapai 8 atau 9 cm. Hidup di perairan bersuhu 25 – 30 °C.

Gallery

Betta simorum

Betta simorum
(jantan)


Betta simorum
(betina)



Cupang Plakat

Dunia ikan Cupang semakin semarak dengan hadirnya Ikan Cupang Plakat. Awalnya ikan cupang hanya dikenal dengan nama ikan aduan atau ikan laga, tapi ternyata perkembangan dalam mencetak ikan cupang semakin mengarah ke dunia ikan hias. Ditandai dengan hadirnya ikan cupang yang memiliki corak warna yang semakin bervariasi. Dunia ikan cupang dikejutkan dengan hadirnya beberapa ikan cupang dari Thailand, seperti Cupang Halfmoon, kemudian sekarang diramaikan lagi dengan kehadiran Cupang Plakat Halfmoon, Plakat Fancy, Plakat Koi dan Plakat Giant dengan penampilan lebih mengejutkan, serta postur lebih besar.

Cupang Plakat berasal dari cupang aduan ekor pendek yang sebelumnya pernah dikenal dengan nama "Katong" berbeda dengan cupang aduan ekor panjang yang disebut "Siam". Jadi Cupang Plakat berasal dari cupang alam ekor pendek dan cupang aduan yang dikembangkan dengan tujuan mendapat tampilan ekor yang berbeda serta sisik yang berbeda pula.
Nama "plakat" berasal dari bahasa Thai, yaitu “plakad”, sebutan umum untuk menyebut ikan laga atau cupang adu. Dalam dunia ikan aduan di Thailand, istilah "plakad" atau "plakat" digunakan untuk menyebut cupang aduan ekor pendek.

berikut saya kutip dari: https://docs.google.com
"  Sejarah ikan Cupang Plakat Dalam perkembangannya plakat dikimpoikan dengan ikan cupang halfmoon, yang menghasilkan ekor yang berbentuk setengah lingkaran menyerupai huruf D tapi bentuk besarannya tidak sebesar cupang halfmoon, jadi terlihat lebih imut. dan mempunyai tulang ekor yang lebih banyak untuk menyokong ekornya yang berbentuk halfmoon jadilah ikan jenis Plakat Halfmoon berekor pendek. bahkan ikan cupang plakat ekor mawar (rose tail) mempunyai cabang ekor lebih dari 8 batang Persilangan plakat dengan double tail menghasilkan plakat double tail atau cupang cagak ekor pendek dan plakat simetris, yang menambah kemeriahan ikan cupang hias, tapi ikan cupang plakat cagak ini masih belum banyak di pasaran untuk sekarang ini. Plakat Simetris atau symmetrical plakat memiliki sirip punggung (dorsal) yang tinggi dan lebar, Sejarah Ikan Cupang Plakat karena memiliki gen double tail yang resesif. Penampilan ikan cupang plakat simetris sangat menawan sehingga oleh International Betta Congress (IBC) dimasukkan ke dalam kelas tersendiri. untuk membedakan dengan plakat halfmoon & plakat tradisional. Ada juga cupang plakat untuk dikembangkan agar tubuhnya tumbuh lebih besar & indah dibanding dengan cupang umumnya yaitu berukuran sekitar 10 – 12 cm diukur dari ujung mulut sampai ujung ekornya. jadi besarnya kurang lebih dua kali besar ikan cupang normal. yang merupakan persilangan antara cupang alam dengan plakat yang berbadan agak besar yang menjadikan ikan jenis baru yaitu ikan cupang giant plakat. "

Dari penuturan yang didapat dari para penggemar ikan cupang, bahwa ikan Cupang Plakat merupakan perpaduan ikan cupang aduan dan dari betta species yang berasal dari alam liar.
Cupang Plakat memiliki ekor lebih pendek, sekilas menyerupai huruf "D", serta memiliki corak dan warna tubuh lebih cerah dibanding ikan cupang aduan dan cupang hias lainnya. Selain itu cupang plakat juga lebih mudah dirawat.

Harga jual seekor ikan cupang plakat saat ini juga lumayan fantastis berkisar antara Rp.100.000 sampai Rp.500.000. Walaupun harga nya cenderung lebih mahal daripada ikan cupang hias lainnya, tapi ikan cupang plakat saat ini rupanya berhasil merebut hati penggemar cupang hias.

Cupang Plakat sendiri yang beredar saat ini, sekitar ada 4 jenis, yaitu:
  • Cupang Plakat Fancy
    jenis cupang plakat fancy merupakan cupang multiwarna, paling sedikit cupang ini memiliki 3 corak warna yang tersebar di tubuh, sirip dan ekor.
  • Cupang Plakat Koi
    jenis cupang plakat koi, bisa dikatakan merupakan versi mini ikan koi yang terkenal itu, karena berukuran kecil jadi tidak memerlukan aquarium besar, bahkan ditempatkan di toples ikan ini masih terlihat menarik.
  • Cupang Plakat Giant,
    jenis cupang plakat giant, berukuran paling besar, panjang tubuhnya bisa mencapai 15 cm. Ikan cupang jenis ini menjadi alternatif lain bagi peminat ikan cupang hias di Indonesia. Ikan ini masuk ke Indonesia pada tahun 2007.
  • Cupang Plakat Halfmoon
    jenis ini sudah lebih dahulu masuk ke Indonesia, dibanding ketiga jenis cupang plakat di atas, yaitu sekitar tahun 2000-an.

Gallery

Cupang Plakat Fancy

  


Cupang Plakat Koi




Cupang Plakat Giant, (10 - 15 cm)
Copper Plakat Giant


Monster Plakat Giant


source:
http://www.indobettafish.com
http://www.cupangstarz.blogspot.com
http://jotyabettanews.blogspot.com

Manado Coelacanth

Coelacanth Indonesia, Latimeria menadoensis, di Indonesia disebut sebagai Raja Laut. merupakan satu dari dua species Coelacanth yang ada di dunia.

Ikan Raja Laut
Manado Coelacanth
(Latimeria menadoensis)

source: wikipedia.org
Coelacanth asli Indonesia ini memiliki warna kecoklatan. Dan saat ini terdaftar dalam daftar IUCN, sebagai terancam punah. Kerabat Coelacanth Indonesia ini adalah Comorro Coelacanth (Latimeria chalumnae) atau (West Indian Ocean coelacanth yang berwarna kebiruan dan hidup di Samudra Hindia sebelah barat, dan juga terdaftar sebagai terancam punah.

Klasifikasi:
Kingdom:
Phylum:
Class:
Subclass:
Order:
Family:
Genus:
Species:

Animalia
Chordata
Sarcopterygii
Actinistia
Coelacanthiformes
Latimeriidae
Latimeria
Latimeria menadoensis,
(Pouyaud, Wirjoatmodjo, Rachmatika, Tjakrawidjaja, Hadiaty & Hadie, 1999)

Ikan Coelacanth atau Raja Laut ini, sebelumnya dianggap punah sekitar 65 juta tahun yang lalu. Tapi pada September 1997, Arnaz dan Mark Erdmann, sepasang turis asing yang sedang berbulan madu di pulau Manado Tua, Sulawesi Utara, tanpa sengaja melihat seekor ikan aneh di pasar Manado Tua. Awalnya Mark menduga itu adalah Gombessa (Comoro Coelacanth), meskipun itu coklat, bukan biru. Lalu pada tanggal 30 Juli 1998, seekor Coelacanth dengan panjang 1,2 m dan berat 29 kg ditangkap hidup-hidup. Setelah para ilmuwan mempelajari warna, gerakan sirip dan perilaku umum, dipastikan bahwa ikan tersebut adalah Manado Coelacanth (Latimeria menadoensis). Spesimen ini disumbangkan ke Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Kemudian pada bulan Juli tahun 2011, seorang nelayan di Manado bernama Rafles Tampi, tanpa sengaja menangkap ikan purba ini di perairan Malalayang Manado. Dengan tertangkapnya ikan ini di Manado, membuktikan bahwa ikan yang telah berusia lebih dari 65 juta tahun ini ternyata masih bertahan hidup sampai saat ini.

Comoro Coelacanth
West Indian Ocean coelacanth
(Latimeria chalumnae)

source: wikipedia.org
Dari hasil tes DNA, mengungkapkan bahwa spesimen Manado Coelacanth ini berbeda secara genetik dari Comoro Coelacanth.
Coelacanth Manado dalam bahasa lokalnya disebut Raja Laut ("King of the Sea"), sekilas terlihat sama dengan yang ditemukan di Comoro. Perbedaan terlihat dari warna latar belakang, kulit Manado Coelacanth berwarna kecoklatan-abu-abu, sedangkan Comoro berwarna kebiruan. Dalam edisi 1999 Comptes Rendus de l'Académie des sciences Paris oleh Pouyaud et al. Diberi nama ilmiah Latimeria menadoensis. Pada sebuah suti moledul tahun 2005, diperkirakan antara kedua species ini terjadi selisih waktu antara 40-30 juta tahun.

 

Blog Roll

Blog Roll

  • Marga suku Batak Dairi - Suku Batak Dairi bertempat tinggal yg sama dengan suku Batak Pakpak, mereka adalah etnis yang berbeda. Walau orang Pakpak selalu mengklaim bahwa suku Batak...
  • Samho yang Terlupakan - *Samho*, beberapa penggemar kicauan yang tergolong baru, pasti menyangka burung ini jenis baru. Padahal burung termasuk burung lama yang beredar di Indones...

Blog Roll

Blog Stat

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...